Thursday, August 14, 2008

sambungan (akhir)..

OMONG KOSONG

"Kami pun mempunyai kelompok-kelompok terroris sendiri semasa Perang Kemerdekaan: Stern, Irgun... Namun tidak satu pun di antara mereka yang menyelubungi diri dengan kekejian sedemikian rupa sebagaimana yang telah dilakukan orang-orang Arab terhadap kami." --Golda Meir, perdana menteri Israel, 197236

FAKTA

Dalam periode 1947-1948 yang mengakibatkan kelahiran Israel, terorisme marak di Palestina, dilancarkan terutama oleh kaum Zionis.

Pemimpin Yahudi David Ben-Gurion mencatat dalam sejarah pribadinya tentang Israel: "Dari 1946 hingga 1947 hampir tidak ada serangan Arab atas Yishuv [komunitas Yahudi di Palestina]."37 Ketika perang menjelang pecah pada 1948, aksi-aksi yang hebat dilancarkan oleh kedua belah pihak, namun orang-orang Arab bukanlah tandingan bagi entiti yang terorganisasi dan sistematik yang dijalankan oleh para teroris Zionis.38 Sebagaimana dilaporkan seorang Mayor Inggeris R.D. Wilson pada 1948, mereka melakukan "serangan-serangan biadab atas desa-desa Arab, di mana mereka tidak membedakan antara kaum wanita dan anak-anak yang mereka bunuh setiap ada kesempatan." 39

Aksi-aksi Zionis, yang dilancarkan terutama oleh anggota-anggota dari dua kelompok utama, Irgun dan Lehi, atau Stern Gang, termasuk pengoboman pada 1946 atas King David Hotel di Jerusalem, yang membunuh sembilan puluh satu orang, dimananempat puluh satu orang Arab, dua puluh lapan orang Inggris, dan tujuh belas orang Yahudi;40 penggantungan dua prajurit Inggeris pada 1947 dan penjeratan tubuh mereka,41 pengoboman pada 1948 atas Semiramis Hotel milik orang Arab di Jerusalem, yang membunuh dua puluh dua orang Arab, termasuk kaum wanita dan anak-anak,42 pelampauan telah berlaku pada 1948 atas 254 kaum lelaki, wanita, dan anak-anak Arab di perkampungan Deir Yassin,43 kekejaman atas banyak warga sipil di desa Dawayima pada 1948,44 dan pembunuhan pada 1948 atas Wakil Khusus PBB Count Folke Bernadotte dari Swedia.45 Menachem Begin memimpin Irgun, dan Yitzhak Shamir adalah salah seorang pemimpin Stern Gang. Kedua orang itu di kemudiannya menjadi Perdana Menteri Israel laknatullah.

OMONG KOSONG

"Kami tidak bermaksud menyingkirkan orang-orang Arab, mengambil tanah mereka, atau merampas warisan mereka." --David Ben-Gurion, sebagai seorang Zionis senior, pertengahan 191546

FAKTA

Setelah penaklukan tanah Arab pada perang 1948, terjadi perampasan, yang disusuli penyitaan kekayaan Palestina oleh orang-orang Yahudi. "Penjajahan dan perampasan bermaharajalela," tulis ahli sejarah Israel Tom Segev. Dia mengutip penulis Israel Moshe Smilansky, seorang saksi mata: "Dorongan untuk merampas menguasai setiap orang. Individu-individu, kelompok-kelompok, dan komuniti-komuniti, kaum lelaki, kaum wanita dan anak-anak, semuanya jatuh di atas barang-barang rampasan." Menteri kabinet Aharon Cizling mengeluh: "Sungguh memalukan, mereka memasuki sebuah kota dan dengan paksa merampas cincin dari jari dan perhiasan dari leher seseorang... Banyak yang melakukan kejahatan itu."47

Hampir dua pertiga dari jumlah semula 1,2 juta orang penduduk Palestina terusir, dan terpaksa menjadi pelarian. 48 Kehilangan yang sangat besar inilah yang menjadi alasan mengapa perang itu dikenal oleh bangsa Arab sebagai Nakba, Bencana.49

Koresponden New York Times Anne O'Hare McCormick melaporkan bahwa orang-orang Israel berlari "dengan kecepatan penuh" untuk menduduki tanah itu, sambil menambahkan: "Jika gelombang masuk itu terus berlangsung dengan jumlah kira-kira 200000 orang per tahun maka tidak lama lagi jumlah para pendatang baru itu akan melebihi jumlah penduduk asli yang terusir."50

Ketika sarjana Israel, Israel Shahak, melakukan penelitian pada 1973, dia mendapati bahwa dari 475 desa asli Palestina yang dimasukkan ke dalam wilayah perbatasan yang dibuat sepihak oleh Israel pada 1949, hanya 90 yang masih ada, 385 sisanya telah dihancurkan.51 Penelitian-penelitian yang dilakukan di kemudian hari menunjukkan bahwa jumlah seluruhnya lebih dari 400.52

Desa-desa itu, menurut laporan Shahak, "dihancurkan sama sekali, dengan rumah-rumah, tembok-tembok taman, bahkan kuburan-kuburan serta batu-batu nisannya, sehingga secara harfiah tidak ada sebuah batu pun yang masih tegak berdiri, dan para pengunjung... diberitahu bahwa itu semua adalah gurun pasir.'"53

OMONG KOSONG

"Bukti terbaik untuk menentang mitos [ekspansionisme Israel] ini adalah sejarah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya pada 1948, 1956, 1973 dan 1982." --AIPAC, 199254

FAKTA

Di tengah-tengah perang 1948, diplomat Inggris Sir Hugh Dow melaporkan: "Orang-orang Yahudi itu jelas ekspansionis."55 Israel tidak pernah menyerahkan satu bagian penting pun dari tanah yang direbutnya pada 1948 di luar perbatasan-perbatasan yang ditetapkan Rencana Pembagian PBB. Rencana itu membatasi luas negara Yahudi hingga 5.893 mil persegi, sama dengan 56,47 persen dari seluruh Palestina, namun menjelang akhir perang 1948 Israel menguasai daerah seluas 8.000 mil persegi, 77,4 persen dari tanah itu.56 Secara signifikan, Deklarasi Kemerdekaan Israel tidak menyebutkan adanya perbatasan, dan negara Yahudi tidak pernah secara terbuka menyatakan batas-batasnya.57

Israel menguasai daerah Palestina yang mencakup 475 kota kecil dan desa, yang sebagian besar di antaranya kosong atau segera dibuat demikian. (Ini sebanding dengan 279 pemukiman Yahudi di seluruh Palestina yang ada pada 29 November 1947, hari diberlakukannya Rencana Pembagian PBB.)58

Sebagaimana dikatakan Menteri Pertahanan Moshe Dayan pada satu kelas yang berisi para pelajar Israel pada 1969: "Tidak ada satu tempat pun yang dibangun di negeri ini yang sebelumnya tidak dihuni oleh penduduk Arab."59 Sesungguhnyalah, orang-orang Israel telah menyita 158.332 unit dari keseluruhan 179.316 unit perumahan, termasuk rumah-rumah dan apartemen-apartemen.60 Orang-orang Yahudi sedikitnya telah mengambil alih 10.000 toko dan 1.000 gudang.61 Kira-kira 90 persen kebun zaitun Israel direbut dari orang-orang Arab dan juga 50 persen kebun jeruknya,62 suatu penyitaan yang begitu besar sehingga pemasukan dari kebun zaitun dan jeruk itu "sangat menolong untuk meringankan masalah serius dalam keseimbangan neraca pembayaran Israel dari 1948 hingga 1953," kata Ian Lustick.63

Setelah perang 1967, pasukan militer Israel menguasai seluruh Palestina, Tepi Barat dan jalur Gaza, plus Dataran Tinggi Golan milik Syria dan Semenanjung Sinai milik Mesir, suatu rentang wilayah yang luas seluruhnya adalah 20.870 mil persegi.64

Setelah serangan Operasi Litani oleh Israel atas Lebanon pada Maret 1978, perbatasan Israel lagi-lagi meluas sehingga mencakup "sabuk pengaman" yang diklaimnya secara sepihak di Lebanon Selatan, suatu jalur sepanjang perbatasan yang mendesak masuk antara tiga hingga enam mil ke wilayah Lebanon.65 "Sabuk pengaman" itu mendesak masuk lagi hingga dua belas mil setelah serangan Israel tahun 1982 atas Lebanon .66 "Sabuk pengaman" itu tetap ada hingga hari ini, membuat Lebanon Selatan menjadi apa yang disebut oleh sebagian orang Israel sebagai "Tepi Utara" yang dikuasai Israel.

Meskipun Israel di kemudian hari memang mengembalikan Semenanjung Sinai sebagai pertukaran bagi perdamaian dengan Mesir, ia terus menduduki semua wilayah Arab lain yang telah direbutnya lewat kekerasan selama bertahun-tahun kecuali kota kecil Syria Quneitra, yang dihancurkannya sebelum penarikan mundur pada 1974 sebagai hasil persetujuan pelepasannya dengan Syria .67

Catatan kaki:

1 Dupuy, Elusive Victory, 3-19; Flapan, The Birth of Israel, 192-93.

2 Meir, My Life, 211.

3 Quigley, Palestine and Israel, 39.

4 Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 40.

5 Khalidi, From Haven to Conquest, lxxix. Teks dari rencana itu terdapat dalam rubrik khusus "1948 Palestine" dari Journal of Palestine Studies, Musim Gugur 1988, 20- 38.

6 New York Times, 20 Desember 1947. Juga lihat Quigley, Palestine and Israel, 41. Laporan resmi militer Inggris adalah WO 275/64 (London: Public Record Office), dikutip dalam Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 153.

7 Sykes, Crossroads to Israel, 337. Lihat juga Green, Taking Sides, 69.

8 Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 40.

9 Dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 121.

10 Khalidi, From Haven to Conquest, lxxix.

11 Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 63.

12 Ibid., 128; Quigley, Palestine and Israel, 62.

13 Flapan, The Birth of Israel, 192. 132-133.

14 Kawat 513 dari Kairo,13 Mei 1948, dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 192.

15 Dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 192. Juga lihat Shlaim, Collusion across the Jordan, 197.

16 Khalidi, From Haven to Conquest, lxxxii.

17 Allon, Shield of David, 187.

18 Khalidi, Before Their Diaspora, 316. Lihat juga Cockburn, Dangerous Liaison, 20-21; Peres, David's Sling, 32-33. Sebagai balasan bagi bantuan itu, Israel menyampaikan beberapa rahasia peralatan militer AS kepada Cekoslowakia, termasuk sebuah sistem radar bergerak, lihat Green, Living by the Sword, 217-18.

19 Khalidi, From Haven to Conquest, 861-66.

20 Grose, Israel in the Minds of America, 210-11.

21 Raviv dan Melman, Every Spy a Prince, 326-30; Cockburn, Dangerous Liaison, 24-25.

22 Cockburn, Dangerous Liaison, 24-25,158.

2 Ibid., 24-25.

24 Dalam sebuah surat untuk Presiden Truman, dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 189.

25 Khalidi, From Haven to Conquest, 867-71.

26 Green, Taking Sides, 71.

27 Flapan, The Birth of Israel, 195. Tekanan ini ada pada tulisan aslinya. Untuk pembahasan mengenai berbagai perkiraan layak yang mencerminkan semua pihak, lihat Flapan, 194-97.

28 Dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel,189.

29 Telegram rahasia "INFOTEL dari Menteri Luar Negeri," 14 Mei 1948, dikutip dalam Green, Taking Sides, 70-71.

30 Kawat 513 dari Kairo, 13 Mei 1948, dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 192.

31 Glubb, A Soldier with the Arabs, 152.

32 Shlaim, Collusion across Jordan, 271-72.

33 Flapan, The Birth of Israel, 123.

34 el-Edroos, The Hashemite Arab Army, 244.

35 Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 7.

36 Fallaci, Interview with History, 100.

37 Ben-Gurion, Israel, 63.

38 Michael C. Hudson, "The Transformation of Jerusalem: 1917-1987 A.D." dalam Asali, Jerusalem in History, 257.

39 Quigley, Palestine and Israel, 41. Lihat juga Flapan, The Birth of Israel, 90-91.

40 Bethell, The Palestine Triangle, 263; Sachar, A History of Israel, 267. Untuk rincian mengenai pemboman dan reaksi para pejabat Inggris, lihat Nakhleh, Encyclopedia of Palestine Problem, 269-70.

41 Silver, Begin, 78-80.

42 CO 537/3855 (London: Public Record Office), dikutip dalam Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 270-71; Tannous, The Palestinians, 474. Pemerintah Inggris secara terbuka mengutuk pemboman Semiramis sebagai suatu "tindak pembunuhan yang pengecut dan keji atas orang-orang tak bersalah." Ketika Agen Yahudi mengajukan keberatan karena Inggris tidak mengutuk pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang Arab, para pejabat Inggris menjawab bahwa orang-orang Arab itu tidak melancarkan serangan-serangan terorganisasi atas bangunan-bangunan yang dihuni oleh kaum wanita dan anak-anak; lihat Quigley, Palestine and Israel, 43.

43 Khalidi, From Haven to Conquest, 761-78, memuat penjelasan tangan pertama yang mengharukan dari Jacques de Reynier, "Deir Yassin;" serta penjelasan-penjelasan tentang serangan-saerangan atas pusat-pusat Palestina lainnya. Banyak penulis telah membahas tentang pembantaian itu, barangkali tidak lebih baik dibanding Silver, Begin, 88-89. Juga lihat rincian-rinciannya dalam Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 271-72.

44 Morris, The Birth of Palestinian Refugee Problem, 222. Juga lihat Palumbo, The Palestinian Catastrophe, xii-xiv; Quigley, Palestine and Israel, 85; Nakhleh, Encyclopedia of Palestine Problem, 272.

45 Persson, Mediation and Assassination, 204. Juga lihat Kurzman, Genesis 1948, 555-56; Avishai Margalit, "The Violent Life of Yitzhak Shamir," New York Review of Books, 14 Mei 1992; Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 36.

46 Teveth, David Ben-Gurion and the Palestinian Arabs, 27.

47 Segev,1949, 69-72.

48 Thomas J. Hamiton, New York Times, 19 November 1949; "Report of the Special Representative's mission to the Occupied Territories, 15 Sept. 1967," laporan PBB No. A/6797.

49 Walid Khalidi, "The Palesfine Problem: An Overview," Journal of Palestine Studies, Musim Gugur 1991, 9.

50 Anne O'Hare McCormick, New York Times, 18 Januari 1949. Juga lihat Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 135-36; Cattan, Jerusalem, 61; Segev, 1949, 95.

51 Israel Shahak, "Arab Villages Destroyed in Israel," dalam Davis dan Mezvinsky, Documents from Israel, 43-54. Juga lihat Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, xiv-xviii, yang melakukan penelitian serupa dengan penelitian Shahak pada 1980-an dan membuat daftar nama, tanggal, dan penyebab ditinggalkannya 369 desa Arab pada 1948-1949. Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, menyalin daftar semua kota besar, kota kecil, dan desa di Palestina pada 1945 sebagaimana yang diterbitkan dalam Palestine Gazette (295-306) dan juga daftar nasib yang menimpa semua unit politik itu setelah 1948 (315-32).

52 Suatu penelitian yang diselesaikan pada 1991 oleh sarjana Walid Khalidi melaporkan bahwa 418 desa telah dihancurkan; lihat Khalidi, All That Remains.

53 Israel Shahak, "Arab Villages Destroyed in Israel," dalam Davis dan Mezvinsky, Documents from Israel, 43.

54 Bard dan Himelfarb, Myths and Facts, 84.

55 Shlaim, Collusion across the Jordan, 289. Sebuah versi buku sampul tipis yang ringkas dari karya penting Shlaim diterbitkan pada 1990 oleh Columbia University Press dengan judul The Politics of Partition: King Abdullah, the Zionists, and Palestine.

56 Sachar, A History of Israel, 350; Epp, Whose Land Is Palestine?, 195. Untuk rincian mengenai rencana-rencana Israel untuk menduduki wilayah Palestina, lihat Khalidi, From Haven to Conquest, lxxv-lxxxiii, 755-61. Untuk telaah yang sangat bagus tentang pemilikan tanah Yahudi, lihat Ruedy, "Dynamics of Land Alienation;" dalam Abu-Lughod, Transformation of Palestine, 119-38. Juga lihat Davis Mezvinsky, Documents front Israel, 43-54; Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 155, 179; Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 305-45; Nyrop, Israel, 52; Shipler, Arab and Jew, 32-36; Segev, 1949, 69-71.

57 McDowall, Palestine and Israel, 193. Teks deklarasi itu terdapat dalam Ben-Gurion, Israel, 79-81.

58 Morris, The Birth of Palestinian Refugee Problem, 155, 179.

59 Dikutip dalam Nakhleh, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 310, dari Ha'aretz (Tel Aviv), 4 April 1969.

60 Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 369.

61 dan Peretz, "The Arab Refugee Dilemma;" Foreign Affairs, Oktober 1954.

62 Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 146.

63 Lustick, Arabs in the Jewish State, 59.

64 Nyrop, Israel, xix; Foundation for Middle East Peace, Report on Israeli Settlement in the Occupied Territories, Laporan Khusus, Juli 1991.

65 Ahmad Beydoun, "The South Lebanon Border Zone: A Local Perspective;" Journal of Palestine Studies, Musim Semi 1992,44.

66 Thomas L. Friedman, New York Times, 22 September 1986.

67 Israel berusaha mempertahankan sebidang tanah seluas 250 acre di garis depan pantai Sinai sebelah selatan Eliat yang bemama Taba. Namun, satu kelompok yang terdiri atas lima juri menetapkan pada 1988 bahwa tanah itu sah dimiliki oleh Mesir, dan Israel akhirnya terpaksa melepaskannya sepuluh tahun setelah perjanjian; Edward Cody, Washington Post, 30 September 1988.


Diplomasi Munafik ala Yahudi -

Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel oleh Paul Findley

Judul Asli: Deliberate Deceptions:

Facing the Facts about the U.S. - Israeli Relationship by Paul Findley

Terbitan Lawrence Hill Brooks, Brooklyn, New York 1993

Penterjemah: Rahmani Astuti, Penyunting: Yuliani L.

Penerbit Mizan, Jln. Yodkali No. 16, Bandung 40124

Cetakan 1, Dzulhijjah 1415/Mei 1995

Telp.(022) 700931 Fax.(022) 707038



No comments: