Sunday, April 20, 2008

Diplomasi Munafik ala Yahudi

Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel

Paul Findley
(mantan anggota Kongres-AS)

DUA
PERANG 1948

Rencana Pembahagian PBB pada tahun 1947 untuk Palestina merekomendasikan berdirinya negara-negara Yahudi dan Palestina. Pasukan Yahudi terjun ke lapangan hampir seketika itu juga dan dengan cepat mengamankan wilayah-wilayah yang diperuntukkan bagi bangsa Yahudi dan kemudian meluaskannya ke bahagian-bahagian Palestina yang diperuntukkan bagi bangsa Palestina. Perang itu berlangsung selama satu tahun, hingga 6 Januari 1949. Bahagian pertama ditandai dengan pasukan regular Yahudi yang melawan pasukan Arab non-regular dan bahagian kedua ditandai dengan peperangan antara unit-unit Yahudi dan lima angkatan bersenjata Arab yang memasuki Palestina sehari setelah berdirinya Israel pada 14 Mei 1948.1

Hanya Omong-omong kosong:-

"Kami, tentu saja, sama sekali tidak siap untuk perang." --Golda Meir, perdana menteri Israel, 19752

FAKTA

Rencana Israel untuk berperang dimulai dengan penuh kesungguhan pada hari dikeluarkannya Rencana Pembahagian PBB pada 29 November 1947. Semua orang Yahudi yang berumur tujuh belas hingga dua puluh lima diperintahkan untuk mendaftar pada dinas militer.3 Pada 5 Disember, pemimpin Zionis David Ben-Gurion memerintahkan "aksi segera" untuk memperluas penaklukan Yahudi di tiga daerah yang diserahkan oleh PBB kepada negara Arab Palestina.4 Menjelang pertengahan Disember, mereka mulai mengorganisasikan aksi militer melawan orang-orang Arab di Palestina dengan penuh strategi yang diuraikan dalam Rencana Militer Gimmel. Tujuan Rencana Gimmel adalah untuk mengulur-ulur waktu bagi mobilisasi kekuatan Yahudi dengan merebut titik-titik strategi yang dikosongkan oleh Inggeris dan untuk memastikan penduduk Arab agar menyerah.5 Serangan besar Yahudi yang pertama telah berlangsung pada 18 Disember ketika pasukan Palmach ("assault companies"), pasukan penggempur dari angkatan bersenjata bawah tanah Yahudi, Haganah, menyerang desa Palestina Khissas di bahagian utara Galilee dalam suatu serangan malam, dan membunuh lima orang dewasa dan lima anak-anak serta lima yang lainnya cedera.6

Manakala, Christopher Sykes seorang pengamat Inggeris masa itu, mencatat bahawa serangan Khissas mewakili suatu tahap baru dalam perang, dengan ciri yang berubah dari "serangan acak dan serangan balasan menjadi serangan dan kekejaman yang lebih diperhitungkan."7 Pada 9 Disember, Ben-Gurion memerintahkan agar pasukan Yahudi menyerang dengan penuh radikal dan agresif: "Dalam setiap serangan harus dilancarkan sebuah pukulan mematikan yang mengakibatkan hancurnya rumah-rumah dan terusirnya penduduk."8 Dengan demikian pada saat lima pasukan Arab memasuki Palestina pada 5 Mei 1948, kaum Zionis telah melaju dalam pelaksanaan rencana-rencana perang mereka.

Lagi Omong kosong :-

"Perang total dipaksakan pada bangsa Yahudi." --Jacob Tzur, Zionism, 19779

FAKTA

Angkatan bersenjata Israel sudah bergerak dalam waktu beberapa minggu setelah Rencana Pembagian PBB tahun 1947. Aksi militer yang diorganisasi oleh kaum Zionis dimulai pada pertengahan Desember dengan Rencana Gimmel.10 Menjelang awal Maret 1948, orang-orang Yahudi berusaha melaksanakan Rencana Dalet, yang bertujuan merebut daerah-daerah di Galilee dan antara Jerusalem dan Tel Aviv yang telah diserahkan melalui Rencana Pembagian Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada negara Palestina yang diimpikan.11 Dengan demikian, menjelang 15 Mei ketika lima angkatan bersenjata Arab memasuki Palestina, Israel telah menaklukkan bagian-bagian penting dari wilayah Palestina di luar negaranya sendiri yang telah ditetapkan oleh PBB.12

Sebaliknya, baru pada 30 April 1948 untuk pertama kalinya para kepala staf angkatan bersenjata Arab bertemu untuk membuat rencana intervensi militer. Bahkan pada waktu yang telah terlambat ini, tambah ahli sejarah Israel Simha Flapan, "para pemimpin Arab masih berusaha keras untuk menemukan rumusan penyelamat muka yang dapat membebaskan mereka dari tuduhan melancarkan aksi militer."13 Pada 13 Mei, Duta Besar AS untuk Mesir melaporkan mengenai moral orang-orang Arab yang rendah, sambil menambahkan: "Kalangan yang tahu cenderung setuju bahwa orang-orang Arab kini akan menerima hampir semua alasan penyelamat muka apa saja jika itu dapat mencegah perang terbuka."14

Tujuan perang Yordania bukanlah untuk melawan negara Yahudi atau rencana pembagian --yang diterima dengan syarat--melainkan melawan usaha-usaha Israel untuk mencaplok bagian-bagian Palestina yang tidak termasuk milik Yahudi sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Pembagian PBB. Akibatnya, seperti dicatat oleh ahli sejarah Israel Abraham Sela, "semua peperangan dengan Legiun Arab [Yordania] dilancarkan di daerah-daerah di luar wilayah negara Yahudi... termasuk yang dilancarkan di Jerusalem."15

Pada 1 Jun, delegasi PBB Israel mengeluarkan suatu pernyataan yang melaporkan bahawa dalam dua minggu pertempuran sejak kemerdekaan Israel, negara baru itu telah menguasai 400 mil persegi di luar perbatasan-perbatasan yang ditetapkan untuknya melalui rencana pembagian dan bahwa tidak ada pertempuran yang berlangsung di dalam batas-batas wilayah yang ditetapkan PBB untuk Israel. Komunike itu menyatakan: "Wilayah Negara Israel sepenuhnya terbebas dari penyerang."16

Omong kosong lagi…….

"Bangsa Arab mempunyai keunggulan mutlak dalam persenjataan, dan keunggulan yang luar biasa dalam potensi, sukarelawan, atau sumber daya manusia dari para wajib militer." --Yigal Allon, wakil perdana menteri Israel, 197017

FAKTA

Orang-orang Yahudi di Palestina selalu mempunyai senjata-senjata yang lebih baik dan lebih banyak jika dibandingkan orang-orang Palestina atau orang-orang Arab lainnya di negara-negara tetangga. Sementara baik Arab mahupun Yahudi secara rasmi menghadapi embargo pembelian senjata dari Amerika Syarikat dan sebahagian besar negara Barat lainnya, orang-orang Yahudi secara sembunyi-sembunyi menerima pasukan-pasukan besar persenjataan dari Cekoslowakia sejak awal 1948. Satu kontrak saja sudah mampu mencakup 24.500 pucuk senapang, 5.000 senjata mesin ringan, 200 senjata mesin medium, 54 juta rentetan amunisi, dan 25 pesawat perang Messerschmitt.18 Menjelang dimulainya perang unit-unit yang mempunyai organisasi tersusun pada 15 Mei 1948, orang-orang Israel telah mampu menyediakan 800 kendaraan bersenjata melawan 113 milik gabungan negara-negara Arab, dan 787 mortir dan 4 senjata medan tempur melawan 40 mortir dan 102 senjata pihak Arab.19

Pada saat yang sama, pasukan senjata utama lainnya bagi orang-orang Yahudi datang dari para Zionis Amerika di Amerika Syarikat yang melanggar embargo senjata AS. Pasukan-pasukan semacam itu termasuk dari Institut Sonneborn, sekelompok orang kaya Amerika-Yahudi yang diketuai oleh Rudolf G. Sonneborn, seorang industrialis-jutawan New York .20 Dua lainnya adalah joint Distribution Committee and Service Airways, yang diketuai oleh orang Yahudi-Amerika Adolph ("Al") William Schwimmer, mantan ahli mesin penerbangan TWA.21 Pemain utama lainnya adalah seorang kelahiran Australia, Teddy Kollek, yang mengetuai pembelian-pembelian senjata bawah tanah Israel di New York dan di kemudian hari menjadi walikota Jerusalem Barat yang masuk wilayah Yahudi.22

Schwimmer dan perusahaan penerbangannya adalah salah satu dari sedikit kelompok bawah tanah Yahudi yang benar-benar dituntut karena perdagangan gelap mereka; dia dinyatakan bersalah di pengadilan federal Los Angeles pada 1950 dan didenda $ 10.000 karena mengeksport pesawat-pesawat udara untuk Israel dan negara-negara lain. Schwimmer lalu menjadi kepala perusahaan pesawat terbang Israel, Israel Aircraft Industries, dan tampil lagi pada 1985 sebagai seorang pemain utama dalam skandal terburuk pemerintahan Reagan, skandal Iran-Contra.23

Akan bersambung…..

No comments: